Pemisahan Kekaisaran Utsmaniyah (Gencatan Senjata Mudros, 30 Oktober 1918 – Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah, 1 November 1922) adalah sebuah peristiwa politik yang terjadi setelah Perang Dunia I dan pendudukan Konstantinopel oleh pasukan Inggris, Prancis dan Italia pada November 1918. Pemisahan direncanakan dalam beberapa perjanjian yang dibuat oleh Blok Sekutu pada awal Perang Dunia I,[1] terutama Perjanjian Sykes-Picot. Saat perang dunia timbul, Kekaisaran Utsmaniyah meminta perlindungan namun ditolak oleh Inggris, Prancis, dan Rusia, dan akhirnya membentuk Aliansi Utsmaniyah-Jerman.[2] Keretakan tingkat tinggi dari wilayah dan masyarakat awalnya terjadi saat Kekaisaran Utsmaniyah terpecah dalam beberapa negara baru.[3] Kekaisaran Utsmaniyah telah menjadi negara Islamis utama dalam hal geopolitik, budaya dan ideologi. Pemisahan Kekaisaran Utsmaniyah berujung pada kebangkitan Timur Tengah atas kekuatan-kekuatan Barat seperti Inggris dan Prancis dan membawa pembentukan dunia Arab modern dan Republik Turki. Pemberontakan terhadap pengaruh kekuatan-kekuatan tersebut datang dari gerakan nasional Turki meskipun ini belum menyebar di negara-negara pasca-Utsmaniyah sampai setelah Perang Dunia II.